NPM : 24212034
KELAS : 3EB12
1. Penalaran Induktif dan Deduktif
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Ada 2 jenis penalaran :
A. Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara
impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang
tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah
bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk
menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :
Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang
lalu, Ny. Ahmad sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan
sakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan
biaya pemeriksaan, serta untuk biya hidup sehari-hari bersama tiga orang
anaknya yang masih sekolah. Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di
sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku
SMA. Sungguh (kata kunci) berat beban hidupnya. (Ide pokok)
Ø Hal-hal yang berkaitan dengan Induktif :
1. Generalisasi
Generalisasi adalah
pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejalayang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
Contoh
generalisasi adalah setelah di adakan peninjauan dan penelitian lebih seksama,
ternyata di kawasan bandung terdapat sekurang – kurangnya lima buah obyek
wisata. Di kawasan Garut tempat obyek wisata, di kawasan tasikmalaya dan ciamis
terdapat sekurang – kurangnya enam buah obyek wisata. Di daerah lain seperti
suka bumi, banten, danyang lainnya juga terdapat obyek wisata. Dapat di katakan
bahwa daerah jawa baratmemang kaya dengan obyek wisata.
Macam-macam
generalisasi:
-
Generalisasi
sempurna adalah generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi
tetap saja yang belum diselidiki.
- Generalisasi
tidak sempurna adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
2. Analogi
Analogi adalah
membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan
jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat
khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang
sebelumnya. Contoh
analogi adalah alam semesta berjalan dengan teratur seperti jalannya sebuah
mesin. Matahari, bumi, bulan dan bintang berjalan seperti teraturnya roda
mesin. Semua bergerak menurutirama tertentu. Mesin itu penciptanya adalah
manusia. Alampun demikian, ada yangmenciptakannya yaitu yang maha segalanya.
Manusia tentunya senag dengan hasilcipta’annya. Demikian pula sang pencipta,
sayang pada semua yang di ciptakannya.Oleh sebab itu, manusia harus bertaqwa
kepadanya.
B.
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk
menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh
:
Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
social.
Macam-macam Penalaran
Deduktif
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat, dan 1
kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
2. Karangan ilmiah, Non Ilmiah, dan Metode Ilmiah
A. Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
- Hal-hal yang berhubungan dengan karangan ilmiah :
1. Pengalaman Pribadi
2. Tugas tugas kuliah
3. Kegiatan sehari hari, dll.
- Tujuan Karangan Ilmiah
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
- Manfaat Karangan Ilmiah
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
- Sistematika Penulisan Karangan Ilmiah
1. bagian pembuka
- Cover
- Halaman judul.
- Halaman pengesahan.
- Abstraksi
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Ringkasan isi.
2. Bagian Isi
I. Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Perumusan masalah.
- Pembahasan/pembatasan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Manfaat penelitian.
II. Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
- Pembahasan teori
- Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
- Pengajuan hipotesis
III. Metodologi penelitian
- Waktu dan tempat penelitian.
- Metode dan rancangan penelitian
- Populasi dan sampel.
- Instrumen penelitian.
- Pengumpulan data dan analisis data.
IV. Hasil Penelitian
- Jabaran varibel penelitian.
- Hasil penelitian.
- Pengajuan hipotesis.
- Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
V. Bagian penunjang
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
- Daftar Tabel
Contoh :
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat
ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi tetapi
dilain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran
rokok ke paru-paru mereka.
Terutama
remaja masa kini, masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat pola perilaku, dan juga panuh dengan masala-masala (
Hurlock 1998 ). Oleh karenanya, remaja sangat rentah sekali mengalami
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan social.
Sebenarnya
seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau
kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya,
sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena
kondisi emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal
untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi.
Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di
kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada
diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti
kedepanya.
Kebiasaan
merokok di Indonesia sangat memprihatinkan.
Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk
pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan
menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan
para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh
orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian
penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih
tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari
menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun
pasif.
Kami
menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan sangat penting
untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal ini yang
mendorong kami untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tentang Bahaya Merokok.
kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar dapat mengurungkan
niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.
B. Rumusan Masalah
1.
Zat-zat kimia apa sajahka yang terkandung di dalam rokok ?
2.
Apakah factor penyebab seorang remaja mulai merokok ?
3.
Mengapa rokok tidak boleh dikonsumsi oleh para remaja ?
4.
Apa dampak perilaku bagi para siswa dalam mengonsumsi rokok ?
5.
Upaya apa yang dilakukan di sekolah untuk membenahi remaja yang suka merokok ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui bahaya rokok.
2.
Mengetahui tujuan para sisiwa mengapa mereka lebih senang membeli rokok dari
pada membeli barang yang lebih penting.
D. Manfaat Penelitian
Sebagai
wacana bagi pelajar agar lebih bisa memilih yang baik sebagai motifasi agar
siswa lebih bisa hidup mandiri.
E. Metode Penelitian
Metode
yang kami gunakan adalah kajian pustaka di lakukan dengan mencari literature di
internet dan buku-buku panduan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
A. Pengertian Rokok
Rokok
adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar disalah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dihirup melalui mulut pada
ujung lain. Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau terdiri dsri berbagai
bahan kimia yang dapat membuat seseorang ketagihan, walaupun mereka tidak ingin
mencobanya lagi.
B. Dampak Rokok Bagi diri sendiri
1.
Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan keuntungan bagi tubuh.
2.
Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut tidak
enak dan asam.
3.
Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada pada
diri kita hilang ketika kita menjadi seorang perokok.
Selain
diri sendiri yang terkena dampaknya, ternyata orang lainpun yang berada di
sekitar kita akan terkena juga, antara lain :
1.
Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita adapat mengganggu orang lain dan
juga menyebabkan polusi udara.
2.
Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita menjadi perokok pasif.
3.
Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa mematikan terlebih dahulu dapat
menyebabkan kebakaran.
4.
Menyebabakan
menipisnya lapisan ozon
BAB 3 : PEMBAHASAN TEORI
A. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada rokok
1.
Nikotin : menyebabkan kecanduan, merusak jaringan otak, dan dara muda
menggumpal.
2.
Tar : menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru, meningkatkan produksi
dahak atau lendir di paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
3.
Karbon monoksida : yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat di ikat
dara, dan dan mengurangi transportasi dara dalam tubuh.
4.
Zat kersinogen : dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.
5.
Zat iritan : dapat mengakibatkan batuk, kanker paru-paru, dan iritasi pada
paru-paru.
B. Faktor alasan seorang remaja mulai merokok
Alasan
seorang remaja mulai pertamakali merokok dari berbagai penelitian antara
lain:rasa ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin
merasakan, agar terlihat maco, meniru orang tua, iseng, menghilangkan
ketegangan, kebiasaan saja untuk pergaulan, lambing kedewasaan, mencari
ispirasi. Dan alasan lainya adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh,
sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, iseng anti mulut asam, pencuci
mulut, kenikmatan.
Bagi
kebanyakan pelajar , mulai merokok di sebabkan oleh dorongan lingkungan.
Contohnya saja, pelajar tersebut mulai merokok karena malu hati kepada
teman-temanya yang merokok, sehingga ia pun mulai merokok dan
akhirnya kebiasaan atau kecanduan dengan rokok. Kebanyakan pelajar juga
beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat/maco, gaya, dan di akui.
Padahal jika dia tidak pandai-pandai menjaga dirinya, rokok adalah awal
terjerumusnya seseorang ke pada obat-obatan terlarang.
C. Alasan rokok tidak boleh di konsumsi oleh para remaja
Para
remaja tidak di perbolehkan mengonsumsi rokok dikarenakan asap rokok mengandung
kurang lebih 4000 bahan kimia, yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainya
menyebabkan kanker bagi tubuh ( ada pada bahan-bahan yang terkandung di
dalam rokok ). Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat
bahan pemicu kanker di udara dan lima puluh kali mengandung bahan pengiritasi
mata dan pernapasan.
D. Ciri-ciri seorang perokok
1.
Bibir dan gusih menjdi hitam
2.
Kulit jadi hitam
3.
Mata merah
4.
Kukuh membiru
5.
Pipih perokok terlihat kempok
6.
Mudah terserang penyakit batuk
7.
Nafas bau
8.
Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok
9.
Gigi menjadi kuning karena noda dari nikotin
10.
Mengganggu penciuman
11.
Mengganggu pengecapan
12.
Infeksi pada tenggorokan
13.
Kanker paru-paru
14.
Borok pada usus
15.
Impotensi
16.
Gangguan kehamilan dan janin.
E. Upaya pencegahan
Beberapa
upaya yang telah di lakukan pemerintah yaitu:
1.
Upaya yang dilaksanakan oleh depatermen kesehatan bukan suatu kampanye anti
rokok, tetapi penyuluhan tentang hubungan rokok dengan kesehatan.
2.
Sasaran yang ingin di jangkau adalah
sasaran-sasaran terbatas, yaitu: petugas
kesehatan, para pendidik, para murid sekolah, para pemuka, anak dan remaja,
para wanita terutama ibu hamil.
3.
Kegiatan di utamakan pada pencegahan bagi yang belum merokok.
4.
Menanamkan pengertian tentang etika rokok.
F. Upaya yang di lakukan sekolah
Para
guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan menyusuri tempat-tempat
yang sering di jadikan tempat untuk merokok. Selain itu juga guru harus member
sangsi tegas kepada siswa yang suka merokok agar siswa tersebut jerah.
BAB 4 : PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebiasaan
merokok dikalangan remaja amat membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan
maupun kesehatan serta social ekonomi. Dipandang dari segi pendidikan sudah
jelas bahwa hal ini akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan
akibat kebiasaan merokok akan menyebabkan berbagai penyakit ( serangan jantung,
gangguan pernafasan, dan sebagainya ). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran
anggaran yang tidak perlu atau memboroskan.
B. Saran
Setelah
membaca karya tulis ilmiah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya
rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokok, agar
kesehatan mereka tidak terganggu dan terhindar dari penyakit yang dapat
mengancam jiwa mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Alberts,B.et
al.Biologi Molekuler Sel,Edisi ke dua,1994,Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta,1994.
(sumber
: http://www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-rokok.html)
B. Karangan Non-Ilmiah
Karangan non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
- Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
- Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
- Fakta yang disimpulkan subyektif,
- Gaya bahasa konotatif dan populer,
- Tidak memuat hipotesis,
- Penyajian dibarengi dengan sejarah,
- Bersifat imajinatif,
- Situasi didramatisir,
- Bersifat persuasif, dan
- Tanpa dukungan bukti
- Dongeng
- Cerpen
- Novel
- Drama
- Roman
Contohnya :
c. Metode Ilmiah
Metode ilmiah
atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) adalah Proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.
Jika suatu hipotesis
lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
- Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
- Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
- Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
- Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
- Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
- Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia.Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
- Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar.Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
- Eksperimen